PENDAHULUAN
Sebagaian besar orang menganggap bahwa
mempelajari bahasa Jepang sangatlah kompleks dan sulit dipahami. Namun
pada kenyataannya, dari tahun-ketahun orang yang berminat mempelajari
bahasa Jepang semkin meningkat. Kesuksesan pembelajaran bahasa Jepang
pasti tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan proses pengajarannya
sendiri. Untuk para pelajar tingkat pemula, pasti merasakan kesulitan
dalam menerapkan struktur tata bahasa Jepang yang berbeda dengan
struktur bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang lebih dahulu
dipelajari. Pada tahap pemula inilah pengajaran tata bahasa ditekankan
sungguh-sungguh agar pada tingkat pembelajaran selanjutnya, pelajar
tersebut bisa mencapai penguasaan aspek mendengar, berbicara,membaca,
dan menulis dengan baik. Untuk itu, hal-hal yang bersangkutan dengan
pengajaran tata bahasa Jepang pada tahap pemula diusahakan untuk dibahas
lebih lanjut dalam makalah ini, antara lain:
PEMBAHASAN
Pengenalan tata bahasa Jepang secara umum kepada pelajar tahap pemula
Pada awal pengajaran bahasa Jepang,
pengajar harusnya bisa memeberikan gambaran secara umum tentang
bagaimana keadaan gramatikalnya, bagaimana perbedaannya jika
dibandingkan dengan gramatika bahasa lain yang lebih dahulu dipelajari.
Bahasa Jepang adalah bahasa yang memiliki struktur pola kalimat
“subjek+objek+verba (S+O+V)”, sedangkan dalam bahasa asing lain misalnya
bahasa Inggris yang memiliki stryktur pola kalimat umum
“subjek+verba+objek (S+V+O)”. Hal ini merupakan fakta dasar yang
memiliki arti (A Course in Modern Japanese:xv) sebagai berikut:a. Verba
selalu terletak di akhir kalimatb. Subjek dan objek selalu mendahului
verbac. Kata sifat atau kata kerja modifier mendahului verbad. Kata
keterangan mendahului verbae. Bahasa Jepang tidak memiliki kata depan
(preposisi) apapun. Hubungannya antara sebuah kata benda dan sebuah kata
kerja, jelas dibuat dengan sebuah posisi pusat (postposition) yang
disebut dengan partikelf. Sebuah klausa modifier(kata yang menunjukkan
sifat) mendahului kata bendag. Sebuah kata konjungtif berarti ‘kapan’,
‘lebih dulu’, dan lainnya, tak pernah muncul di awal sebuah klausa,
tetapi selalu diletakkan di akhir
Peran tata bahasa Jepang bagi para pelajar tahap pemula yang belajar bahasa Jepang
Ruang lingkup pengetahuan tata bahasa
Jepang yang diperlukan oleh siswa tingkat pemula yaitu seputar
aturan-aturan tata bahasa yang dapat mereka gunakan untuk menguasai
aspek keterampilan mendengar dan berbicara. Jika mereka dapat menguasai
kaidah-kaidah tata bahasa tersebut, diharapkan mereka dapat menggunakan
bahasa Jepang dengan baik dan benar. Namun kenyataannya, walaupun ada
pelajar yang sudah menguasai kaidah-kaidah tata bahasa, tapi bila
pelajar tersebut tidak bisa menafsirkan, menghubungkan dan
mengaplikasikannya saat berbicara atau menulis dalam bahasa Jepang, maka
pengetahuan tata bahasanya menjadi kurang berguna atau kurang
fungsioanal. Bagi pelajar umum, tata bahasa menjadi semacam kompas dalam
pemakaian bahasa. Bagaimanapun juga, penguasaan tata bahasa tidak bisa
dinomor duakan. Walaupun sekarang ini ada juga yang berpendapat bahwa
orientasi pada latihan percakapan harus lebih diutamakan dari pada
orientasi tata bahasa. Seorang pengajar yang baik haruslah bisa
menyeimbangkan hal tersebut. Sehingga, pada pengaplikasiannya pelajar
tersebut bisa memiliki aspek keterampilan mendengar, berbicara,membaca,
dan menulis yang semakin seimbang dan baik karena ditunjang penguasaa
tata bahasa yang baik pula.
Hal pokok yang harus diperhatikan dalam pengajaran tata bahasa Jepang pada tahap pemula
Walaupun dalam hal ini tata bahasa
menjadi titik utama, dalam pengajaran tata bahasa, para guru bukan
berarti hanya hanya memberikan pengetahuan tentang ilmu bahasa yang
telah dikuasai kepada pelajar tahap pemula begitu saja. Pengajaran tata
bahasa tidak sesederhana itu. Dalam mengajar tata bahasa pada orang
asing (yang sebelumnya belum pernah mempelajari bahasa Jepang) khususnya
pada pemula, guru sebagai pengajar harus memberikan materi pelajaran
sedikit demi sedikit, terutama pada pokok-pokok tata bahasa yang dirasa
sangat pentig atau diperlukan. Dengan demikian, sebelum masuk kegiatan
pembelajaran,pengajar harus bisa membuat rancangan memulainya dari mana,
apa yang akan diajarkan, dan bagaimana cara mengajarkannya agar
mencapai hasil yang maksimal. Kemudian, harus mengetahui dengan pasti
apa yang akan diajarkan dan apa yang tidak perlu diajarkan untuk
sementara waktu.
Permasalahan yang sering muncul saat pengajaran tata bahasa Jepang pada tahap pemula
Pada umumnya, pelajar bahasa Jepang pada
tahp pemula menggunakan buku pelajaran tata bahasa tingkat awal yang
ditulis dengan bahasa asli mereka, bukan menggunakan bahasa Jepang. Hal
ini dimaksudkan agar mereka mendapatkan kemudahan dalam pemahaman tata
bahasa. Tetapi, walaupun mereka nisa memahami uraian dalam buku
pelajaran tersebut, adakalanya masih sering menghadapi kesulitan untuk
benar-benar dapat menguasai persoalan tata bahasa termasuk juga pemaham
terhadap pengertian fungsi dari masing-masing kata yang dilihat dari
segi ketata bahasaan. Pemahaman tata bahasa tidaklah hanya terbatas
untuk pemenuhan pencaapaian keterampilan memahami bacaan, tapi juga
harus mencakup kemempuan aktifitas berbahasa yang lain seperti :
mendengar, berbicara,membaca, dan menulis. Maka, pengajaran tata bahasa
tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan uraian-uraian tentang
bahasa yang terdapat dalam buku-buku pelajaran saja.Selain hal di atas,
ada pula masalah yang muncul, yaitu tututan siswa atas penjelasan atau
pembenaran pada struktur pola tata bahasa sebuah kalimat yang salah.
Memang dalam hal kesalahan ucapan, secara mudah pengajar dapat
mengatasinya dengan cara langsung melakukan koreksi pembetulan. Tapi,
dalam hal kesalahan yang berhubungan dengan unsur tata bahasa terkadang
siswa sering meminta penjelasan yang lebih lanjut atas hal yang dianggap
salah oleh pengajar.Misalnya pada kalimat ‘ 道を歩く (berjalan di jalan)’.
Bila ada siswa yang mengucapkan ‘ 道に歩く ’ atau 道で歩く, dengan mudah
pengajar membetulkannya, yaitu dengan meminta siswa tersebut mengucapkan
‘ 道を歩く ’.namun, tidak bisa dihindari bahwa siswa sering mengajukan
pertanyaan lebih lanjut terhadap struktur pola kalimat tersebut. Maka
pengajar harus menjelaskannya sesuai kaidah tata bahasa Jepang yang
benar, yaitu: jika kitamenggunakan verba yang sifatnya menunjukkan
perpindaha, seperti 歩く(berjalan)、通る(melewati)、出る(keluar) dan lainnya
maka partikel yang harus digunakan untuk mengikuti verba tersebut
adalahをbukan にatauで.Dalam pengajaran kaidah tata bahasa, pertanyaan
“mengapa” memang merupakan hal yang sukar untuk dijawab. Pertanyaan
senacam itu merupakan hal yang wajar terjadi pada siswa pada tahap
pemula pada khususnya. Hal tersebut terjadi karena disebabkan adanya
pengaruh bahasa ibu siswa itu sendiri yang lebih dahulu dipelajari
sebelum mempelajari bahasa Jepang.
Metode yang tepat digunakan dalam pengajaran tata bahasa Jepang pada tahap pemula
Pada dasarnya metode pengajaran tata
bahasa memiliki pengertian bagaimana sebaiknya cara mengajarkan suatu
bahasa. Dalam pengajarn bahasa asing, dahulu sering digunakan metode
terjemahan tata bahasa. Tapi sekarang, sesuai dengan perkembangan system
pengajaran, metode tersebut memiliki cukup banyak kelemahan, yaitu
(Kimura Muneo:132):a. Lebih mengutamakan pemahaman membaca teks.
Akibatnya terlalu banyak menyuruh siswa memahami bacaan melalui
terjemahan, maka siswa cenderung hanya memprhatikan terjemahan tersebut
daripada teks aslinyab. Siswa tidak dilatih aspek bunyi fonologi
bahasac. Hasilnya tidak dapat mengembangkan kemampuan aktif siswa
(menulis, berbicara)Suatu metode dikatakan baik apabila digunakan sesuai
dengantujuan pembelajaran.Dari sekian macam metode, metode eklektika
dirasa sesuai dalam pengajaran tata bahasa Jepang pada tahap awal.hal in
disebabkan karena metode eklektika (Kasurijanto:100):a. Menggabungkan
sisi-sisi menguntungkan dari metode-metode yang biasa digunakandalam
pengajaran bahasa asing.b. Dalam pengajaran, menggunakanbahasa ibu yang
biasa digunakan oleh siswa untuk memberikan penjelasan dan memberikan
terjemahan seperlunya untuk mempercepat proses pengajaran, menghindarkan
salah paham dan mencegah pemborosan waktuc. Keterampilan berbahasa
diajarkan umumnya dalam urutan: berbicara-pemahaman-dan akhirnya
membacad. Kegiatan yang diberikan mencakup latihan, bercakap-cakap,
membaca bersuara dan Tanya jawabe. Tata bahasa diajarkan secara
deduktiff. Metode ini fleksibel, mudah disesuaikan dengan keperluan
pengajaranMenurut Willhem Viëtor, orang yang pertama kali melakukan
pembaharuan di bidang metode pengajaran asing (Jerman, 1850-1918),
pengajaran tata bahasa harus terkandung pada buku pelajaran siswa dengan
format yang alamiah. Guru menyuruh siswa untuk mencoba membandingkan
materi pelaaran tertentu dengan tata bahasa yang telah dipelajari pada
buku pelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami tata bahasa yang
sistematik.
PENUTUP
Bagi siswa tahap pemula, penguasaan tata
bahasa menjadi kompas dalam pembelajaran Bahasa Jepang. Maka, pengajar
harus bisa menanamkan pemahaman tata bahasa kepada para siswa dengan
baik sebelum menuju keaspek pengajaran yang lain. Bagaimanapun juga,
penguasaan tata bahasa pada tahap pemula akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan kemampuan atau keterampilan berbahasa siswa pada
tahap yang lebih lanjut.Pada pengajaran tata bahasa, guru selaku
pengajar tidak boleh hanya memberikan aturan-aturan tata bahasa yang
hanya sebagai pengetahuan saja, tetapi guru harus pula membimbing para
siswa dalam melakukan latihan-latihan agar mereka dapat menggunakannya
dengan benar. Sehingga, anggapan mempelajari tata bahasa tidak begitu
penting jika dibandingkan dengan pelatihan keterampilan
berbicara.seorang guru juga harus jeli memilih pendekatan dan metode
yang tepet sebelum memulai proses belajar mengajar yang
sebenarnya.Pengajar harus memberikan materi tata bahasa secara sedikit
demi sedikit mengingat siswa yang dihadapinya masih dalam tahap pemula.
Hal ini dimaksudkan agar informasi teserap dengan maksimal.